area berbagi
Jumat, 14 Februari 2014
CARA MEMBERIKAN EFEK SALJU PADA BLOG
Cara paling mudah, untuk memberikan efek salju adalah :
1. Masuklah ke dalam blog anda, llau pilh desain.
2. Klik tata letak, dan pilih di bagian " tambahkan gadget "
3. Copy link berikut " "
5. Kemudian simpan
Senin, 03 Februari 2014
PROSTITUSI REMAJA DI KOTA SURABAYA
PROSTITUSI
REMAJA DI KOTA SURABAYA
MAKALAH
Disajikan dalam bentuk diskusi
kelas Bahasa Indonesia
Jurusan Akuntansi STIE YPM
Sidoarjo
Ngelom Megare, 30 November
2013
DISUSUN OLEH :
1. Rosina Moru Bisar (242213103)
2. Arba’atun Siti Fatimah (242213105)
3. Luluk Wahyu Widhowaty (242213106)
4. Erma Yulia Damayanti (242213114)
JURUSAN AKUNTANSI
SEMESTER I
FAKULTAS EKONOMI
TAHUN AJARAN 2013/ 2014
SEKOLAH TINGGI
ILMU EKONOMI YPM
TAMAN
SIDOARJO
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..…......………………...………………………........ i
BAB I ……..………………………………………………….. 1
§ PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
§ I.1 Latar Belakang ………………………………………………… 1
§ I.2 Rumusan Masalah ………………………………………………… 2
§ I.3 Tujuan Makalah ………………………………………………… 2
BAB II …………………………………………………………. 3
§ PEMBAHASAN ………………………………………………… 3
§ II.1 Faktor Pendorong Prostitusi Remaja ………………… 3
o
II.1.a) Faktor Internal ………………………………………………. 3
o
II.1.b) Faktor Eksternal ………………………………………………. 3
§ II.2 Dampak Ekonomi & Sosial Prostitusi Remaja ………... 3
o
II.2.a) Dampak Ekonomi Prostitusi Remaja ………………….. 3
o
II.2.b) Dampak Sosial Prostitusi Remaja ………………….. 4
§ II.3 Cara Mencegah Prostitusi Remaja ……………….. 5
BAB III ………………………………………………………… 6
§ III.1 KESIMPULAN ……………………………………………….. 6
§ III.2 SARAN ……………………………………………….. 6
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 7
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR
BELAKANG
Prostitusi menurut
maknanya adalah pertukaran
hubungan seksual, dengan uang atau hadiah sebagai suatu transaksi perdagangan.
Prostitusi menurut
istilah adalah suatu pekerjaan yang bersifat
menyerahkan diri, untuk melakukan perbuatan - perbuatan seksual demi
mendapatkan upah sesuai dengan apa yang dijanjikan sebelumnya. Sedangkan yang
dimaksud dengan prostitusi remaja adalah suatu pekerjaan remaja yang bersifat
menyerahkan diri, untuk melakukan perbuatan – perbuatan seksual demi
mendapatkan upah. Menurut Monks, Knoers dan Haditono masa remaja dibagi menjadi
empat kategori sebagai berikut:
Kategori
|
Usia
|
Remaja
Awal
|
12 - 15
|
Remaja
Pertengahan
|
15 - 18
|
Remaja
Akhir
|
18 - 21
|
(sumber: ryan.alfarez.blogspot.com)
Menurut pakar psikolog
W.A. Bonger, Prostitusi adalah gejala kemasyarakatan dimana wanita menjual diri,
melakukan perbuatan – perbuatan seksual sebagai mata pencaharian. Pada devinisi
ini jelas dinyatakan adanya peristiwa penjualan diri sebagai profesi atau mata
pencaharian sehari – hari, dengan jalan melakukan relasi – relasi seksual. Menurut
aspek pendidikan prostitusi merupakan kegiatan penurunan akhlak dan kerusakan
moral, menurut aspek kewanitaan prostitusi merupakan kegiatan merendahkan
martabat wanita, menurut aspek ekonomi prostitusi dalam praktiknya sering
terjadi pemeresan tenaga kerja, menurut aspek kesehatan prostitusi merupakan
media yang sangat efektif untuk menularnya penyakit kelamin dan kandungan yang
berbahaya, menurut kamtibmas praktik prostitusi dapat menimbulkan kegiatan –
kegiatan kriminal, dan menurut aspek penataan kota prostitusi dapat menurunkan
kualitas dan estetika lingkungan perkotaan.
Pusat Kajian dan
Perlindungan Anak (PKPA) Kotamadya Surabaya pada tahun 2008, dirilis Direktur
Ahmad Sofian menyebutkan sebanyak 2000 siswi SMP dan SMA / SMK di Surabaya
terlibat aktivitas prostitusi remaja. Berdasarkan survei dari Dewan Pendidikan
Surabaya tercatat kenaikan kasus prostitusi remaja sebagai berikut :
Periode
|
Jumlah Kasus
|
Januari
– Desember 2011
|
12
|
Januari
– Desember 2012
|
24
|
Januari
– September 2013
|
24
|
(sumber:
KIRIPS.blogspot.com)
Maka dapat disimpulkan jumlah kasus
protitusi remaja di kota Surabaya dari tahun ke tahun semakin meningkat.
I.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, masalah dalam makalah ini
dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa
faktor pendorong tumbuhnya prostitusi remaja ?
2. Apa
dampak ekonomi dan sosial
prostitusi
remaja ?
3. Bagaimana
cara pencegahan prostitusi remaja ?
I.3. TUJUAN PENULISAN
Ketiga masalah tersebut, dibahas dalam makalah ini dengan
tujuan.
1. Menjelaskan faktor
pendorong terjadinya prostitusi remaja.
2. Mendiskripsikan dampak
ekonomi dan sosial prostitusi remaja,
3. Menjelaskan cara pencegahan
prostitusi remaja.
Bab II
PEMBAHASAN
II.1. FAKTOR PENDORONG TERJADINYA PROSTITUSI REMAJA
Faktor pendorong
terjadinya prostitusi remaja didasari oleh faktor internal dan eksternal.
Sebagai berikut :
II.1.a) Faktor Internal
Yaitu faktor yang berdasar dari diri sendiri seperti
patah hati, keinginan hidup mewah dengan menghalalkan segala cara, rasa ingin
tahu yang tidak terarah, dan mendesaknya kebutuhan – kebutuhan pribadi yang
harus terpenuhi.
II.2.b) Faktor Eksternal
Yaitu faktor yang bersal dari luar diri. Seperti
kemisikinan, pergaulan yang salah, penipuan dan pemanfaatan dari pihak – pihak
yang tidak bertanggungjawab. keluarga yang tidak harmonis, lingkungan dengan
gaya hidup materialistis dan hedonis, serta kurangnya pemahaman ilmu agama
kepada remaja.
II.2. DAMPAK EKONOMI DAN SOSIA PROSTITUSI REMAJA
II.2. a) Dampak Ekonomi
Yang
dimaksud dengan dampak ekonomi adalah pengaruh kegiatan
dari proses transaksi jual -beli yang menghasilkan keuntungan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai
berikut :
·
Dampak Ekonomi
Prostitusi Remaja terhadap pelaku
Timbulnya gaya
hidup hedonis (Glamour) hal ini dikarenakan banyaknya uang yang didapatkan,
serta mudahnya dalam mendapatkan uang.Sehingga pelaku prostitusi dengan sangat
mudah untuk menghambur – hamburkan uang dan gaya hidup berfoya – foya dengan
teman- temannya.
·
Dampak Ekonomi Prostitusi Remaja
dalam segi pendapatan daerah
Dengan
meningkatnya prostitusi remaja di kota Surabaya, dapat memberikan pengaruh
terhadap perkembangan ekonomi. Dengan bentuk semakin banyaknya usaha- usaha di
bidang prostitusi maupun hiburan malam yang dikemas secara terselubung. Seperti
penginapan (hotel, losmen)salon plus- plus, panti pijat plus- plus, restaurant
plus- plus, karaoke plus- plus dll. Dengan ditinjau dari perkembangan ekonomi dalam segi
lingkungan, maka dampak ekonomipun dapat dirasakan oleh Kota Surabaya. Dengan
bentuk mendapatkannya pajak kontribusi dari usaha- usaha diatas. Berdasarkan
hasil survey dari PAD (Pendapatan Asli Domestik) Kotamadya Surabaya dapat
diperoleh data sebagai berikut:
Tahun
|
Total Nominal
|
2007
|
20.366.062.378
|
2008
|
22.188.743.528
|
2009
|
23.000.974.050
|
(sumber : lin.unnes.ac.id)
Salah
satu wisma di kota Surabaya
Salah
satu jenis usaha salon dan spa plus- plus
II.2.b) Dampak Sosial
Yang dimaksud dampak sosial adalah
pengaruh kegiatan- kegiatan sosial, yang bersifat negatif. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek :
·
Dampak Sosial
terhadap pelaku
Menimbulkan dan
menyebabkan penyakit kelamin dan penyakit kulit seperti sipilis dan gonnorrgoe,
keduanya dapat mengakibatkan penderitanya menjadi epilepsi, kelumpuhan, idiot. Yang bisa terjangkit
dalam diri pelaku dan dapat mengakibatkan disfungsi seksual,
·
Dampak Sosial
terhadap keluarga
Merusak sendi –
sendi kehidupan keluarga sehingga menjadi berantakan dan merusak citra atau
nama keluarga. Tidak memiliki sikap menghargai sopan santun terhadap orang tua
dll.
·
Dampak Sosial
terhadap Lingkungan
Merusak sendi-
sendi moral dan agama memberikan efek gaya hidup demoralisasi, hedonisme, dan
matrialisme. Masyarakat merasa enggan untuk bergaul dengan para pelaku, dan
pelaku mendapatkan cibiran dan terasingkan serta akan semakin banyak
bermunculan pelecehan seksual.
II.3. CARA PENCEGAHAN TERJADINYA PROSTITUSI REMAJA
Cara mencegah adanya prostitusi remaja
dapat dilakukan dari berbagai aspek,sebagai berikut:
·
Pencegahan dari
keluarga
Dikenalkan,diajarkan,
serta ditanamkan pola hidup berakhlaq dan agamis saling menjalin komunikasi
dengan intensif, serta menumbuhkan sikap keluarga yang harmonis. Tak lupa juga
mencerminkan sikap toleransi, menghargai, menyayangi, dan mendukung satu sama
lain.
·
Pencegahan dalam
Pendidikan Agama
Ketika siswi
menginjak usia remaja maka perlu diberikan pemahaman dalam memandang, bersikap
dan bergaul dengan lawan jenis. Disetiap sekolah perlu menambah jam pelajaran
agama, diterapkan pula kegiatan – kegiatan keagamaan disekolah seperti diadakan
sholat jum’at, sholat dhuha, sholat dzuhur dengan berjamaah.
·
Pencegahan dalam
sekolah
Menyampaikan pemahaman
pendidikan seksual harus secara wajar, sederhana dan objektif namun tidak
berlebihan. Pendidikan seksual harus diberikan sesuai dengan tahap usia anak
karena luas sempitnya pengetahuan tidak sama untuk setiap usia anak. Dengan
pendekatan pribadi pun dapat dicapai dengan bentuk memperhatikan peruilaku anak
dalam keseharian.
BAB III
PENUTUPAN
III.1 KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan dimuka, dapat ditarik tiga kesimpulan. Sebagai berikut.
1.
Faktor pendorong terjadinya prostitusi remaja
dikarenakan oleh faktor internal dan faktor eksternal.
2.
Dampak ekonomi dari prostitusi remaja
memberikan efek negatif terhadap remaja.dan memberikan efek positif pendapatan daerah serta meningkatnya perkembangan ekonomi
di Kota Surabaya.
Dampak sosial semakin banyaknya perilaku menyimpang
dari norma yang berlaku.
3.
Pencegahan Prostitusi Remaja dapat dilakukan dari
berbagai aspek.
III.2. SARAN
Berdasarkan
kesimpulan diatas, maka dapat diajukan
saran – saran kepada pihak – pihak sebgai berikut :
·
Untuk Remaja
Pilih dan pilah
teman dalam bergaul, selalu berusahalah dalam lingkungan pertemanan yang
bersifat positif, agamis, dan mempunyai norma- norma yang berlaku di
masyarakat.
·
Untuk Orang Tua
Hendaknya selalu
memberi perhatian, nasihat dan pemahaman kepada putra putrinya serta menanamkan
ilmu agama dan kehidupan yang agamis.
·
Untuk Lingkungan
Hendaknya
lingkungan tetap aktif dalam memperhatikan pergaulan remaja disekitar jika
terdapat perilaku yang menyalahi aturan diharap segera diberikan teguran dan
pengarahan yang sesuai.
·
Untuk Sekolah
Memberikan
pemahaman pendidikan seksual yang sehat kepada para siswa- siswa dimulai dengan
pemberian pengertian seksual, dampak yang ditimbulkan dan cara pencegahannya
agar tidak terjerumus pada tindakan prostitusi.
·
Untuk Dewan
Pendidikan
Diharapkan untuk
menambahkan kurikulum yang bersifat aktif berkelompok sehingga para siswi tidak
membuang waktu dengan hal – hal yang bersifat negative.
·
Untuk Pemerintah Daerah
Diharapkan
memberikan pengawasan secara intensif terhadap usaha- usaha dibidang hiburan-
hiburan malam agar selalu sesuai dengan koridor peraturan pemerintah yang ada
di kota Surabaya
·
Untuk semua pihak
Kepada semua
pihak diharapkan untuk saling toleransi, saling mengawasi, memperhatikan,
mendukung serta bahu- membahu dalam merubah karakter remaja yang menyimpang
dari norma yang berlaku untuk menjadi yang lebih baik
Minggu, 02 Februari 2014
PENDERITA ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) DI KOTA SURABAYA
PENDERITA ODHA (Orang dengan HIV/AIDS)
DI KOTA
SURABAYA
Disajikan dalam bentuk diskusi
kelas Bahasa Indonesia
Jurusan Akuntansi STIE YPM
Sidoarjo
Ngelom Megare, 30 November
2013
DISUSUN OLEH :
Luluk Wahyu Widhowaty (242213106)
JURUSAN AKUNTANSI
SEMESTER I
FAKULTAS EKONOMI
SEKOLAH TINGGI
ILMU EKONOMI YPM
TAMAN SIDOARJO
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................... ..... i
BAB I..................................................................................... 1
PENDAHULUAN........................................................................................ 1
I.1 Latar Belakang......................................................................... ...... 1
I.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2
I.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 2
BAB II.................................................................................... 3
PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
II.1 Faktor Penyebab terjadinya ODHA................................................ 3
II.2 Gejala Dan Ciri – Ciri Penderita ODHA......................................... 3
II.3 Cara Menekan Pertumbuhan ODHA di Kota Surabaya................ 4
BAB III................................................................................... 6
III.1 KESIMPULAN................................................................................... 6
III.2 SARAN............................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA................................................................... i
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Pengertian ODHA, ODHA adalah suatu singkatan yang diberikan kepada
Orang Dengan HIV/AIDS. Yang dimaksudkan
dalam singkatan itu adalah, seseorang yang positif menderita penyakit HIV/AIDS.
Pada saat ini, kota Surabaya adalah kota yang memiliki penderita ODHA terbanyak
di propinsi JawaTimur. Berdasarkan informasi dari Direktur Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL). Kementrian Kesehatan
Prof dr Tjandra Yoga Aditama telah mencatat data. Usia penderita ODHA, sebagai
berikut:
USIA
|
JUMLAH PERSENTASE
|
15 - 19
tahun
|
3,4 %
|
20 - 24
tahun
|
15,1 %
|
21 – 49
tahun
|
73 %
|
(sumber :
health.liputan6.com)
Menurut Kristina 2005, yang dikutip
syaiful 2000. Mengatakan bahwa “ dalam bahasa inggris, orang yang terinfeksi
HIV/AIDS itu disebut PLWHA (People Living With HIV/AIDS), sedangkan kalau di
Indonesia kategori ini diberi sebutan ODHA( Orang dengan HIV/AIDS)dan OHIDA
(Orang yang hidup dengan HIV/AIDS).
Sedangkan menurut peraturan daerah
propinsi jawa timur, Orang Dengan HIV/AIDS. Yang disingkat dengan ODHA. Adalah
orang yang sudah terinfeksi HIV baik pada tahap belum bergejala maupun yang
sudah bergejala
Penderiata ODHA di Kota Surabaya, terus
mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan data Dinas Kesehatan kota
Surabaya.Yang disampaikan Kepala Dinkes, Esty Martiana tercatat sebagai berikut
:
Tahun
|
Jumlah Kasus
|
2007
|
214
kasus
|
2008
|
262
kasus
|
2009
|
257
kasus
|
(sumber:
indocropcircles.wordpress.com)
Maka dapat disimpulakan dari data
diatas,bahwa jumlah penderita ODHA di Kota Surabaya terus mengalami
peningkatan.
I.2
RUMUSAN MASALAH:
Berdasarkan latar
belakang, maka dapat ditarik masalah sebagai berkikut :
1. Apa
faktor penyebab terjadinya penderita Odha?
2. Bagaimana
gejala –gejala dan ciri – ciri penderita odha?
3. Bagaimana
cara menekan pertumbuhan penderita odha?
I.3 TUJUAN
PENULISAN
Berdasarkan
rumusan masalah, maka dapat ditarik tiga butir tujuan sebagai berikut.
1.
Menjelaskan faktor penyebab terjadinya penderita odha
2.
Mendiskripsikan gejala- gejala dan ciri – ciri penderita odha.
3.
Menjelaskan cara menekan pertumbuhan penderita
odha.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PENDERITA ODHA
Faktor
penyebab seseorang menderita ODHA, adalah karena beliau terjangkit virus
HIV/AIDS. Yaitu virus yang memperlemah kekebalan tubuh manusia sehingga orang
yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi opurtunistik
ataupun mudah terkena tumor, namun ketika orang mengidap penyakit HIV. Belum
tentu pula orang tersebut mengidap virus AIDS. Karena virus AIDS, adalah
sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya system kekebalan
tubuh manusia akibat virus HIV.
Virus AIDS menyerang sel darah putih khusus yang disebut
T- Iymphocytes Pada umumnya virus ini ditularkan memalui kontak langsung,
seperti:
o
Darah, air mani, cairan vagina, cairan
preseminal, dan air susu ibu.
o
Melalui hubungan intim yang berganti –
ganti pasangan
o
Transfusi darah
o
Penggunaan jarum bersama (akupuntur,
jarum tattoo,jarum tindik)
o
Antara Ibu dan bayi selama kehamilan,
kelahiran dan menyusui
II. 2 GEJALA DAN CIRI- CIRI
PENDERITA ODHA
Gejala
dan ciri- ciri penderita ODHA, dapat dilihat dalam beberapa aspek, sebagai
berikut:
II.2.a)
Gejala seseorang penderita ODHA
Dalam masa
inkubasi virus HIV/AIDS, seseorang penderita ODHA. Akan mengalami beberapa
gejala. Sebagai berikut :
o
Demam tinggi yang berkepanjangan
o
Penderita akan mengalami nafas pendek.
Batuk nyeri dada dan demam
o
Hilangnya nafsu makan, mual dan muntah
o
Mengalami diare yang kronis
o
Penderita akan kehilangan berat badan
tubuh, hingga 10 % dibawah normal.
o
Batuk berkepanjangan
o
Infeksi jamur pada mulut dan
kerongkongan
o
Pembekakan kelenjar getah bening
diseluruh tubuh, dibawah telinga, leher, ketiak dan lipatan paha
o
Kurang ingatan
o
Sulit berkonsentrasi
o
Respon anggota gerak melambat
o
Sering nyeri dan kesemutan pada telapak
tangan dan kaki
o
Terjadi serangan virus cacar air dan
cacar api, serta dll (sumber: penyakithivaids.com)
II.2.b)
Ciri –Ciri Penderita ODHA
Penderita
ODHA, ialah seseorang yang mengidap penyakit HIV/AIDS. Kebanyakan orang
mengetahui korban HIV/AIDS dari media, dan belum mengetahui ciri- ciri pasti
orang yang terkena virus tersebut. Dan dibawah ini adalah 13 ciri- ciri orang
yang terkena virus tersebut.
1. Demam
mendadak
2. Kelelahan
3. Demam
terus- menerus
4. Kelenjar
getah bening bengkak
5. Sakit
tenggorokan
6. Kulit
jadi lebih sensitive
7. Mual
dan diare
8. Perubahan
Kuku
9. Berkeringat
jika malam
10. Infeksi
genital atau herpes
11. Kaki
dan tangan kesemutan
12. Bingung
dan hilang ingatan
13. Siklus
menstruasi tidak teratur
II.3
CARA MENEKAN PERTUMBUHAN ODHA DI KOTA SURABAYA
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
menekan bertambahnya penderita odha, yaitu melalui beberapa aspek. Sebagai
berikut :
- Pencegahan melalui pihak
masyarakat
dari
masyarakat ini, bisa mencakup pencegahan anak, ibu hamil, keluarga dan remaja..
Jika pencegahan dari anak melalui
- Pencegahan melaui pihak
Instansi Pemerintah
Diharapkan
kepada Instansi Pemerintah, untuk selau berperan aktif dalam melaksanakan
program pencegahan penularan dari orang tua ke anak (PPIA), menjalankan
Pencegahan penularan HIV melalui transmisi seksual dan pelaksanaan program
pencegahan dampak buruk akibat napza melalui layanan metadon dan layanan alat
suntik steril,
Langganan:
Postingan (Atom)